Balita Ini Disiram Air Panas Hingga Meregang Nyawa Oleh Ayahnya, Saat Diperiksa Psikiater Ternyata Ia Miliki Masa Lalu yang Tak Biasa!

Senin, 18 November 2019 | 06:00
(Court Document via Channel News Asia) via Kompas

Balita Ini Disiram Air Panas Hingga Meregang Nyawa Oleh Ayahnya, Saat Diperiksa Psikiater Ternyata Ia Miliki Masa Lalu yang Tak Biasa!

Sosok.ID - Menjadi ayah adalah sebuah anugerah, bahkan banyak orang diluar sana yang mengharapkan memiliki anak.

Namun menjadi ayah juga merupakan sebuah tanggung jawab yang lebih, sebab bagaimana anak dididik orang tuanya akan mempengaruhi masa depan anak tersebut.

Banyak orang tua tak sadar bahwa memiliki anak adalah anugerah yang dinanti-nanti banyak pria beristri diluar sana.

Berbeda dengan pria di Singapura ini, ia justru menyiksa anaknya yang masih balita hingga meregang nyawa dengan cara yang sadis.

Baca Juga: Detik-Detik Mengharukan, Pasangan Ini Dipertemukan Dengan Anaknya yang Diduga Diculik Pengasuhnya di Sebuah Acara Radio, Begini Videonya!

Ridzuan Mega Abdul Rahman dihadirkan dalam sidang bersama istrinya, Azlin Arujunah, karena membunuh putra mereka pada 2016 silam.

Mereka berdua menyiksa sang anak dengan cara yang sadis.

Seperti menyiramkan air panas dan tidak segera membawanya ke rumah sakit hingga dia tewas.

Dilansir Channel News Asia Jumat (15/11/2019), bocah 5 tahun sempat tinggal bersama keluarga asuh sebelum kembali kepada ayah dan ibunya di usia empat tahun.

Psikolog dari Institut Kesehatan Mental (IMH) Leung Hoi Ting memberikan kesaksian terkait Ridzuan dalam persidangan Jumat siang.

Baca Juga: Kisah Kesedihan Rudi, Sedih Saat Serahkan 2 Anaknya ke Densus 88 Setelah Teror Bom di Mapolrestabes Medan: Kok Bisa Gini...

Dia telah mewawancarai pria 27 tahun itu di Rumah Sakit Changi sekitar dua bulan sejak kasus penyiksaan tersebut terungkap.

Leung mencoba mengorek soal masa kecil pelaku, termasuk bagaimana pengalamannya, dan melakukan pemeriksaan atas kecerdasan Ridzuan.

Pemeriksaan intelektual itu mencakup dua komponen: penilaian standar, serta penilaian fungsi adaptif dari individu yang bersangkutan.

Hasilnya, diketahui intelijensia Ridzuan berada di kisaran "sangat rendah ke renda". Meski begitu, dia tidak mengalami disabilitas.

Baca Juga: Anak Bupati Anarkis yang Tembak Kontraktor Akhirnya Ditangkap Polisi, Kini Ia Mendekam di Penjara

Pengacara terdakwa Eugene Thuraisingam mengatakan, nenek Ridzuan yang berprofesi sebagai petugas kebersihan sempat menyebutnya "bodoh".

Sementara pamannya mengaku tidak bisa memahami si pelaku karena dia sering berbicara cepat, dan kalimatnya sukar dipahami.

Namun, saat hakim menanyakan apakah faktor itu berasal dari fungsi adaptifnya, Leung dengan tegas menyatakannya tidak.

"Jika itu yang dijadikan patokan, tentunya ada cukup banyak orang yang bisa dikategorikan rendaha dalam hal fungsi adaptif," terangnya.

Thuraisingam menunjukkan masa kecil Ridzuan yang lain.

Baca Juga: Berbekal Informasi Dari Internet, Pemuda Ini Buat Obat Dari Daun Ini Hingga Ayahnya Sembuh Dari Diabetes, Ditangkap Polisi Karena Ajari Teman Untuk Obati Ibunya yang Sakit!

Seperti fakta bahwa dia tidak terlalu bagus dalam mata pelajaran Sekolah Dasar.

Sebaliknya, dia malah "bangga" jika mendapat nilai nol di ujian. Dia disebut cenderung menghindari tugas yang dia tidak suka.

"Kemudian dia sering membolos, lebih suka bermain di sebuah geladak, serta meminta bibinya untuk mengerjakan PR-nya," ujar Thuraisingam.

Jika bibinya tidak bisa menyelesaikannya, maka Ridzuan akan memukul tangan sang bibi menggunakan penggaris dalam kemarahannya.

Baca Juga: Teror Pelecehan Seksual di Tasikmalaya, Perempuan Sasarannya, Korban : Ternyata Dia Nyipratin Sperma, Untung Saja Enggak Kena ke Saya

Leung kemudian menjawab dia akan menanyai Ridzuan mengapa dia "bangga" ketika mendapat nilai nol di sekolah, dan menyebut ada banyak alasan mengapa dia tidak pandai.

Namun, Leung memberikan prediksi bahwa "kegembiraan" si ayah kemungkinan berasal dari ibu maupun neneknya yang sering tidak memerhatikannya.

Jika nantinya terbukti secara sengaja menyiksa si anak hingga tewas, Ridzuan terancam menghadapi hukuman mati, atau seumur hidup dengan dicambuk. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siksa Anaknya yang Berusia 5 Tahun hingga Tewas, Terungkap Kecerdasan Si Ayah Rendah"

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com