Sosok.ID - Jasa besar Soekarno ternyata tak hanya dinikmati oleh masyarakat Indonesia saja sampai saat ini.
Bahkan bisa dikatakan masyarakat dunia hingga hari ini masih merasakan bagaimana peran penting bung karno, sapaan Soekarno.
Dirinya bisa dikatakan menjadi satu-satunya orang yang menghalangi penutupan salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia.
Bahkan perguruan tinggi tersebut sampai saat ini menjadi rujukan bagi banyak warga dunia untuk menimba ilmu di sana.
Terutama mengenai perkembangan ilmu Islam di seluruh dunia yang akan langsung merujuk ke perguruan tinggi tersebut.
Siapa yang tak kenal Perguruan tinggi Al-Azhar di Cairo Mesir?
Ya, tersohornya nama perguruan tinggi kebanggaan warga Mesir itu bahkan sampai ke penjuru dunia.
Namun ternyata tenarnya nama Al-Azhar tak lepas dari peran penting Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Hal itu bahkan dibuktikan oleh salah satu tokoh publik Mesir pada beberapa waktu lalu.
Maulana Syaikh Ali Jum'ah mengungkap kehebatan Soekarno hingga bisa mengubah pemikiran pemimpin Mesir kala tahun 1959 saat berniat menutup Al-Azhar.
Dalam sebuah acara televisi di Mesir, CBCTwo (19/3/2014) silam, Maulana Syaikh Ali Jum'ah menjadi bintang tamu di salah satu acara televisi tersebut.
Di sana Maulana Syaikh mengungkap peran penting Soekarno dalam perkembangan Al-Azhar saat dirinya masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.
"Topik yang kita bicarakan ini semoga tercatat di dalam sejara" buka Maulana Syaikh.
"Abdul Naser (Presiden pertama Mesir), dulu ketika mendirikan revolusi (dari Monarki menjadi Republik), dia memikirkan komponen dalam suatu negara bagaimana membangun, merubah sistem, memanfaatkan pemuda dan lain-lain,"
"Suatu ketika, dia terpikir mengenai universita Al-Azhar yang telah berdiri sejak lama untuk ditutup"
Pernyataan menutup Al-Azhar itupun sempat membuat pembawa acara terkejut mendengarnya.
"Menutup Al-Azhar?" tanya pembawa acara.
Maulana Syaikh pun menjawab dengan meyakinkan, "iya, menutup Al-Azhar."
"Pemikiran Abdul Naser itu untuk menutup Al-Azhar kemudian ingin mengembangkan dengan membangun sesuatu yang baru," tambah Maulana Syaikh.
Namun di saat seperti itu, Maulana Syaikh menyebut ada seorang presiden yang gagah berani menentang pemikiran Abdul Naser namun dengan cara yang sangat lembut.
"Dulu ada seorang bernama Ahmad Soekarno (Presiden pertama RI), dia terkenal sebagai seorang sosialis, dia juga bukan orang yang sibuk dalam politik Islam dan lain-lain,"
"Ia pun juga bukan orang yang mementingkan politik bahkan komunis"
"Hubungan antara kedua pemimpin negara yang belum lama berdiri itu sangat erat, keduanya adalah sahabat,"
"Saat berada di Bandung (Menghadiri KTT Asia Afrika pertama), Abdul Naser mengutarakan keinginannya mengenai universitas Al-Azhar tersebut,"
Maulana menceritakan di sana Gamal Abdul Naser menceritakan apa saja yang akan dilakukannya untuk merubah wajah Mesir kala itu salah satunya menghapus Al-Azhar.
Dengan bijak, kata Maulana Syaikh mengatakan bahwa Soekarno sempat menanyakan maksud penutupan dari Al-Azhar pada Naser.
"Untuk apa menutup Al-Azhar? apakah kamu mau menghilangkan sungai Nil? apakah kamu juga bakal menutup Piramida?"tiru Maulana Syaikh dari Soekarno.
Menurut Maulana Syaikh, Soekarno pun menjelaskan apa dampak bila Al-Azhar tak ada di Mesir.
"Kami tidak mengenal kalian (Mesir) sama sekali kecuali dengan Al-Azhar, kami (Indonesia) dannegara-negara lain, kami tidak begitu paham dengan Mesir termasuk segi kebudayaannya, sekalipun itu adalah tombak utama dalam persatuan di sana,"
"Yang kami kenal dari Mesir hanya satu, yakni Al-Azhar", Maulana Syaikh tirukan Soekarno.
Semua perkataan Soekarno itupun membuat Abdul Nazer berpikir dan mencermati setiap nasehat kawan dekatnya tersebut.
Bahkan bukan hanya nasehat untuk jangan menutup Al-Azhar, namun Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut juga memberikan wejangan penting pada sahabatnya yang sedang membangun negaranya tersebut.
"Nasehat penting apa yang mau kamu berikan?" tiru Maulana Syaikh saat Abdul Naser berbincang dengan Soekarno.
Soekarno pun menyarankan untuk mempertahankan dan menyokong serta mendukung Al-Azhar, dan benar apa yang dikatakan oleh Soekarno.
Sampai saat ini Al-Azhar menjadi salah satu perguruan tinggi Islam rujukan bagi banyak orang di penjuru dunia untuk menimba ilmu.
Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1959 menurut Maulana Syaikh saat Gamal Abdul Naser menjabat sebagai Presiden pertama Mesir setelah keruntuhan Monarki dan diganti Republik.
Sedang penguatan menyokong Al-Azhar oleh pemerintahan Gamal Abdul Naser setelah dinasehati Soekarno direalisasikan pada tahun 1961.
Saat itu Pemerintah Mesir mengeluarkan undang-undang nomor 103 tahun 1961 tentang pengembanan Al-Azhar Asy-Syarif. (*)