Sosok.ID - Dampak wabah virus corona terhadap perekonomian di Indonesia maupun di dunia memang cukup serius.
Banyaknya perusahaan yang tak bisa beroperasi membuat banyak karyawan terkena PHK.
Kehilangan pekerjaan artinya kehilangan penghasilan.
Itulah yang dirasakan Dul Rohmat (30) asal Grobogan yang merantau ke Kota Solo.
Karena tak lagi mendapat uang, ia tak bisa lagi membayar sewa tempat tinggal untuk keluarganya.
Karena itu lah, ia dan keluarganya kini tinggal di becak setelah 'terusir' dari kos-kosan.
Bahkan, becak yang mereka anggap sebagai 'rumah' itu pun juga sewaan.
Melansir dari Kompas.com, setiap hari Dul Rohmat dan istrinya, Fatimah (33) hidup menggelandang dengan berpindah-pindah tempat.
Pasangan ini membawa serta anak mereka yang masih berusia 13 bulan dan juga adik kandung Dul Rohmat, Listyowati (22).
Kendati hidup berpindah-pindah, tetapi mereka lebih sering berada di kawasan Jalan Adi Sucipto Karangasem, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Sebab, menurut mereka kawasan tersebut nyaman untuk ditempati karena tak banyak nyamuk.
Sehingga anak semata wayang mereka bisa tidur nyenyak di malam hari.
Adapun, untuk bertahan hidup, Dul Rohmat dan keluarga kecilnya kini hanya bisa mengandalkan bantuan dari warga.
"Alhamdulillah, ada yang ngasih (makan). Entah dari mana tahu-tahu datang ngasih makan.
Kaya ini tadi tahu-tahu ada yang ngasih," kata istri Dul, Fatimah di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020), seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Bila mendapat bantuan sembako, kata wanita yang akrab disapa Imah itu, biasanya akan dijual kembali.
"Kalau dapat sembako seperti beras, minyak gitu saya jual karena tidak bisa masak di jalan.
"Uangnya buat bayar sewa becak sama buat beli pampersnya adik.
"Penting peralatan adik tidak ada yang kurang," terang Imah.
"Kalau mi instan dan telur kita bisa minta dibutkan di hik (wedangan) paling nambah uang berapa bisa buat makan.
"Terus kalau teh dan gula bisa buat minum sendiri karena punya termos berisi air panas," tambah Imah.
Sementara itu, Dul Rohmat sebelumnya menyewa kos-kosan di kawasan Jagalan, Kecamatan Jebres dengan biaya sewa sebesar Rp 600.000 per bulan.
Karena merasa terlalu mahal, mereka akhirnya pindah ke kos-kosan yang lebih murah biaya sewanya, yakni Rp 400.000 per bulan.
Malang, baru beberapa bulan pindah, Dul Rohmat harus kehilangan pekerjaannya di proyek pembangunan karena wabah virus corona.
"Karena suami tidak kerja karena PHK ada virus corona tidak ada pengasilan.
Uang sewa indekos juga tidak bisa bayar. Terpaksa sewa becak Rp 5.000 per hari untuk tidur di jalan," ungkap Imah.
Sementara itu, melansir dari Tribun Solo, Dul Rohmat mengaku sempat menggadaikan ponselnya untuk membayar sewa kos.
"Sejak saya gak kerja lagi, saya minta keringan biaya kos dengan cara mencicil," kata Dul Rohmat saat ditemui TribunSolo.com Selasa (6/5/2020).
"Awalnya saya cicil pakai sisa uang kerja, lama kelamaan saya gadai hp itu," katanya.
Sayangnya dalam kurun waktu dua bulan ia tak kunjung mendapat pekerjaan.
Sehingga ia dan keluarganya 'terusir' dari kos-kosan karena tak sanggup lagi membayar uang sewa.
Sejak saat itu lah, ia dan keluarganya memutuskan untuk hidup menggelandang di becak.
(*)