Sosok.ID - Viral di media sosial kisah seorang kakek yang makan kasur karena diduga kelaparan.
Kisah kakek sebatang kara yang dikenal dengan nama Mbah Sarani itu salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @yuni.rusmini.58.
Dalam unggahannya, sang pemilik akun membagikan tiga potret Mbah Sarani yang memprihatinkan.
Dalam keterangan yang menyertai foto tersebut, pemilik akun memberikan informasi soal kondisi Mbah Sarani.
Disebutkan bahwa Mbah Sarani berdomisili di Kampung Priuk, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten.
Dikatakan bahwa Mbah Sarani setiap harinya hidup sendirian.
Sementara istrinya sudah meninggal dunia.
Ia terkadang ditemani oleh seseorang yang sering memberinya makan, Mbok Khatidjah.
"Mbah ini kadang sering kelaparan, saat hanya ada air dan air yang ada di sebelah kasurnya, saking laparnya mbah sampai-sampai memakan kapuk dari bantal dan kasur sebagai pengganjal perutnya," tulis sang pemilik akun.
Diceritakan pula olehnya bahwa saat puasa Mbah Sarani sempat merangkak keluar dari rumahnya untuk meminta makan.
"Sedikit cerita dari si mbah, waktu bulan puasa kemaren, tak ada yang memberinya makan.
"Sampai mbah merangkak keluar rumah ke jalanan telanjang teriak-teriak minta makan.
"Sampai dengkul dan jari-jari kakinya pada berdarah darah kena jalanan aspal," ceritanya.
Melansir dari Tribunnews, kabar viral tersebut telah dibantah oleh pihak keluarga.
Pihak Kementerian Sosial (Kemensos) juga telah menyambangi kediaman Mbah Sarani.
Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Salahuddin Yahya datang langsung untuk bertemu Mbah Sarani dan keluarganya, Minggu (14/6/2020).
Dalam kesempatan itu, ia juga menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden (Banpres) serta biaya perawatan.
“Kami menyampaikan simpati dan mengetahui dari dekat kondisi Kakek Jahrani.
"Kami juga menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden untuk membantu memenuhi kebutuhan sembako Kakek Jahrani dan keluarga,” kata Salahuddin, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribunnews.
Salahuddin mengatakan kedatangannya merupakan tindak lanjut atas suruhan Presiden Jokowi yang diteruskan Menteri Sosial Juliari kepada seluruh staf Kemensos.
“Keberadaan saya di sini juga merupakan implementasi slogan #KemensosHADIR tidak boleh ada warga negara yang makan kapuk karena kelaparan," katanya.
Kepada Salahuddin, keluarga dan kepala desa setempat menegaskan bahwa Mbah Sarani tidak pernah kelaparan apalagi sampai memakan kapuk.
“Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk.
"Ceritanya, ada yang keponakan yang biasa menunggu Kakek Jahrani.
"Tapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi.
"Setelah ditinggal Kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk,” kata Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani.
Ia menjelaskan, pamannya hanya bisa tergolek di tempat tidur lantaran dia pernah mengalami kecelakaan.
Mbah Sarani, terangnya, mengalami tabrak lari tiga tahun yang lalu saat ia berjualan cobek keliling kampung.
“Kakek dapat banyak bantuan. Termasuk bantuan dari pemerintah daerah di sini juga dapat,” kata Bakrah.
Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) II Kabupaten Serang Hikmatul Sobri mengatakan, Kemensos melalui pendamping PKH lumayan sering berkunjung ke kediaman Kakek Jahrani.
“Kakek ini pernah ditawari untuk dirawat di panti, juga ditawari tinggal bersama keponakannya, namun tidak mau.
"Dengan dengan kondisinya tinggal sendiri, layanan yang tepat adalah rehabilitasi sosial melalui layanan panti,” katanya.
Adapun, untuk bantuan sosial (bansos) PKH, diberikan kepada keluarga Mbah Sarani.
(*)