Dunia Akan Bersatu Perangi Klaim China di Pasifik

Selasa, 14 Juli 2020 | 15:15
FB US PACIFIC FLEET

Dunia Akan Bersatu Perangi Klaim China di Pasifik

Sosok.ID - Harusnya pemerintah China tahu makna Yin dan Yang, keseimbangan.

Namun justru mereka sendiri yang merusak Yin dan Yang di kawasan Asia Pasifik.

Asal klaim dan merusuh kedaulatan berbagai negara kini lekat dengan pemerintahan Xi Jinping.

Amerika Serikat pada hari Senin (13/7/2020) menolak klaim Tiongkok untuk sumber daya lepas pantai yang disengketakan di sebagian besar Laut China Selatan.

Baca Juga: Ngeyel Tingkat Dewa, 25 Mahasiswa di Solo Diduga Nekat Adakan Pesta Wisuda Hingga Akhirnya Tertular Covid-19 dan Buat Klaster Baru Hingga Buat Gubernur Jateng Geram

Langkah ini dinilai dapat memperburuk hubungan yang erat antara dua ekonomi terbesar dunia.

MelansirReuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.

"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo seperti yang dikutipReuters.

Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana.

Baca Juga: Menohok! Cincin Berlian Nyantol di Jari Manis Aurel, Atta Halilintar Jawab Sindiran Restu Krisdayanti: Anak Cewek Minta Restu ke Bapak, Bukan Ibu

Pernyataan Senin kemarin mencerminkan nada yang lebih keras.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo.

Analis regional mengatakan akan sangat penting untuk melihat apakah negara-negara lain akan mengadopsi sikap AS dan apa yang mungkin dilakukan Washington untuk memperkuat posisinya dan mencegah Beijing menciptakan "fakta di atas air" untuk mendukung klaimnya.

Hubungan antara Amerika Serikat dan China semakin tegang selama enam bulan terakhir atas penanganan Beijing terhadap pandemi virus corona.

Baca Juga: Penerus Raja Salman Arab Saudi Disebut Sebagai Tersangka Utama Pembunuhan Wartawan Oleh Pejabat PBB: Dia Ada Dalam Skema...

Cengkeraman China yang semakin ketat di Hong Kong dan penumpasannya terhadap komunitas Muslim Uighur di Tiongkok menjadi beberapa alasan penyebabnya.

DataReutersmenunjukkan, China mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi.

Akan tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya, di mana sekitar US$ 3 triliun perdagangan melalui wilayah ini setiap tahunnya.

Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan di atas militer di wilayah itu, meskipun mengatakan niatnya untuk perdamaian.

Baca Juga: Lebih Rusuh dari Indonesia, Gegara Ucapan Rasis Warna Kulit Gelap dari Salah Satu Anggotanya, Pertemuan DPR Malaysia Jadi Kisruh, Begini Videonya!

Beijing secara rutin menjabarkan ruang lingkup klaimnya dengan mengacu pada apa yang disebut sembilan garis putus-putus yang meliputi sekitar sembilan persepuluh dari Laut China Selatan 3,5 juta kilometer persegi di peta Tiongkok.

"Ini pada dasarnya adalah AS untuk pertama kali menyebutnya tidak sah," kata Chris Johnson, seorang analis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional. "Tidak apa-apa untuk mengeluarkan pernyataan, tetapi apa yang akan Anda lakukan?"(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "AS: Dunia tak akan biarkan China klaim Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya"

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber kontan