Jadi Pertanyaan Besar, Suara Pemilih Jokowi Diprediksi Bakal Jatuh Pada Sosok Ini Bila Ganjar Pranowo Tak Nyapres, Ini Sebabnya!

Sabtu, 04 Juni 2022 | 15:31
Tribunnews.com

Jadi Pertanyaan Besar, Suara Pemilih Jokowi Diprediksi Bakal Jatuh Pada Sosok Ini Bila Ganjar Pranowo Tak Nyapres, Ini Sebabnya!

Sosok.ID - Sebuah survei mengenai suara pemilih Jokowi di pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2024 mendatang jadi sorotan.

Dalam sebuah survei baru-baru ini, suara pemilih Jokowi di Pemilu Presiden 2014 dan 2019 sempat diprediksi bakal jatuh ke tangan Ganjar Pranowo bila menyalonkan diri di tahun 2024 mendatang.

Namun sebuah pertanyaan muncul, kemanakah suara pemilih Jokowi tersebut bila Ganjar Pranowo urung menyalonkan diri sebagai Presiden.

Kini pertanyaan tersebut bak terjawab usai sebuah survei terbaru dilakukan terkait kemanakah suara pemilih Jokowi di dua Pilpres sebelumnya akan berlabih.

Melansir dari Kompas.com, diketahui suara pemilih Jokowi itu akan lebih banyak terlimpahkan ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dibanding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Hal itu terjadi jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo batal maju sebagai calon presiden di 2024.

Pernyataan tersebut diungkap olehpendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, merujuk pada data-data survei nasional lembaganya.

"Dengan data preferensi pemilih selama setahun terakhir ini, diduga suara pemilih Jokowi akan cenderung ke Prabowo daripada ke Anies Baswedan," kata Saiful melalui keterangan tertulis yang dilansir dari Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Saiful menjelaskan, tren survei SMRC 4 bulan terakhir terhitung sejak Desember 2021 hingga Maret 2022 memperlihatkan bahwa suara Prabowo naik dari 22,4 persen menjadi 26,3 persen.

Sementara, suara Anies cenderung statis.

Namun demikian, jika Ganjar maju di Pilpres 2024, dia diprediksi akan berebut suara pemilih Jokowi dengan Prabowo.

Dari survei nasional SMRC setahun terakhir, mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019 trennya cenderung memilih Ganjar.

"Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan," ucap Saiful.

Saiful merinci, pada empat survei yang digelar SMRC selama Mei 2021 hingga Maret 2022, Ganjar merebut paling banyak pemilih Jokowi.

Angkanya mencapai 32,8 persen di Mei 2021, kemudian melonjak 40,6 persen di Desember 2021, dan terakhir 36,9 persen di Maret 2022. Sementara, Prabowo meraih 24,6 persen di Mei 2021, turun 22,4 persen di Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen di Maret 2022.

Adapun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meraih 23,8 persen di Mei 2021, dan 20,8 persen di Maret 2022. Dari angka tersebut, Saiful mengatakan, tampak bahwa Ganjar selalu unggul, menyusul setelahnya Prabowo.

Sementara, dukungan terhadap Anies cenderung statis.

“Sekarang peperangan terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen. Dan Ganjar turun 4 persen,” ujarnya.

Menurut Saiful, preferensi pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar merupakan sesuatu yang wajar.

Walaupun diketahui sosok Ganjar belum dikenal luas, tetapibasis massa pendukungnya sama dengan Jokowi.

Dukungan terhadap Ganjar maupun Jokowi kuat di Jawa Tengah hal itu sejalan dengan posisiGanjar yang kinimenjadi orang nomor satu di Jateng.

Sedangkan alasan mengapa Prabowo bisa mendapat limpahan suara pemilih Jokowi lebih banyak ketimbang Anies karena Menteri Pertahanan itu dinilai punya hubungan baik dengan presiden.

Meski pada Pilpres 2019 Prabowo menjadi lawan Jokowi, keduanya kini bersatu di Kabinet Indonesia Maju.

Sementara, Anies yang dinilai punya hubungan yang tak harmonis dengan presiden lantaran Juli 2016 lalu dia dicopot dari kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Sebagian juga menilai Anies membelot lantaran maju menjadi Gubernur DKI dengan didukung partai-partai yang bukan pendukung Jokowi.

“Jadi publik menilai hubungan Jokowi dengan Anies tidak baik,” tutur Saiful.

Saiful menambahkan, sampai saat ini belum muncul nama lain di bursa calon presiden 2024 di luar ketiga nama itu.

“Itu kenapa kita pilih tiga nama ini, karena tiga ini yang paling kompetitif. Sementara yang lain masih nol koma,” katanya.

(*)

Baca Juga: Raffi Ahmad Kode Siap Maju Pilpres 2024, Pertemuan Sultan Andara Dengan Kandidat Calon Presiden Ini Jadi Bukti?

Baca Juga: Indonesia Harus Waspada, Sosok Jurnalis Internasional Ini Sebut China Bakal Nekat Beli Politisi RI Jelang Pilpres 2024, Apa Sebabnya?

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com