Sosok.ID - Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths menyatakan kekecewaannya terhadap milisi Houthi setelah gerakan pemberontakan itu menembakkan rudal ke sasaran sipil di ibu kota Riyadh dan Jizan Arab Saudi, Sabtu (28/3/2020).
Houthi sendiri mendapatkan dukungan dari Iran untuk melakukan berbagai macam operasi militer di Yaman dan sekitarnya.
Mengutip aawsat.com, Senin (30/3/2020) Griffiths kecewa dengan tindakan Houthi ini ditengah pandemi Covid-19.
“Saya sangat kecewa dan kecewa dengan tindakan ini pada saat tuntutan publik Yaman untuk perdamaian bulat dan lebih keras dari sebelumnya.," ujar Griffiths.
Baca Juga: Panas! Ditengah Lockdown Corona, Ibu Kota Arab Saudi Malah Diserang Rudal Balistik
"Yaman membutuhkan para pemimpinnya untuk memfokuskan setiap menit dari waktu mereka untuk menghindari dan mengurangi konsekuensi yang berpotensi bencana dari wabah COVID-19," tambahnya.
Dia menegaskan bahwa serangan sembarangan yang mempengaruhi warga sipil atau sasaran sipil, baik di dalam atau di luar Yaman, adalah melanggar hukum dan tercela.
Griffiths mengatakan Houthi telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang disponsori oleh Sekjen PBB dan membuat keadaan kembali memanas.
Padahal gencatan senjata yang diteken pada November 2019 antara Houthi- Arab Saudi menjadi jalan awal menuju perdamaian pertempuran di Yaman.
"Dalam perang, jendela untuk membangun persatuan dan menemukan landasan bersama di antara pihak-pihak yang bertikai jarang dan genting. Selalu ada orang yang akan melakukan yang terbaik untuk merusak peluang seperti itu. Kita tidak bisa membiarkan mereka menang. Saya terus-menerus berhubungan dengan para pihak, mendesak mereka untuk lebih terbiasa dengan potensi besar saat ini dan risiko besar dan membahas jalan ke depan secepatnya di bawah naungan PBB."
"Saya berharap para pendukung perdamaian di kedua sisi konflik tidak akan membiarkan jendela ini ditutup tanpa membuat kemajuan nyata," kata Griffiths.