Sosok.ID - Cobaan kehidupan yang keras dirasakan dan harus dijalani oleh penyanyi dan artis peran Denada (41) sejak dua tahun belakangan ini.
Ia merasakan dampak dari pandemi virus corona.
Denada menyebutkan banyak pekerjaan di televisi, hingga off air, bahkan yang terkait dengan media sosial yang harus dibatalkan.
"Banyak yang batal pekerjaan di televisi, beberapa off air, influencer dan KOL (Key Opinion Leader)," kata Denada.
Sejak Januari 2020, pemasukan Denada mulai menipis.
Apalagi sekarang Denada sedang berada di Singapura menemai putrinya Aisha yang menjalani proses pengobatan.
"Keadaanya sulit karena saya nggak bisa keluar dari Singapura. Situasi ini sedang menantang," kata Denada.
Denada hanya memanfaatkan tabungannya, karena untuk bekerja di Indonesia pun kesulitan karena ada larangan berpergian akibat virus corona.
"Hari-hari ini ya seadanya di ATM saya. Saya betul-betul nggak bisa kerja dan nggak bisa ke Indonesia. Dollar juga lagi luar biasa tinggi," ucap Denada.
Saat ini prioritas utama Denada tetap fokus pada kesembuhan putrinya.
Denada harus bisa menerima kenyataan pahit kalau putri dari pernikahannya dengan Jerry Aurum, Shakira Aurum yang sekarang bernama Aisha Aurum mengidap kanker darah.
Selama menemani dan berjuang untuk kesembuhan putrinya, Denada menegaskan bahwa ibunda tercinta, Emilia Cortesa menjadi penyemangatnya selama dua tahun belakangan ini.
"Mama lah yang menjadj penyemangat aku. Dia (Emilia Cortesa) adalah ibu yang perfect selama ini, dari semua yang ia berikan untuk menenangkan saya," kata Denada dalam live instagram dikutip Warta Kota, Rabu (13/5/2020).
Wanita bernama asli Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan itu menceritakan pengalaman luar biasanya, yang mendapatkan motivasi luar biasa dari Emilia Cortesa.
Denada mengaku kalau ia sempat pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika kondisi tubuh Shakira atau Aisha Aurum terus menurun saat menjalani kemoterapi di Singapura.
"Jadi pernah suatu hari kejadian Aisha harus jalani kemoterapi setiap hari sampai badannya drop dan masuk rumah sakit. Pemeriksaan pun terjadi setiap hari sampai akhirnya HB-nya turun dan harus transfusi darah," ucapnya.
Setelah transfusi darah, wanita kelahiran Jakarta, 19 Desember 1978 itu membawa putrinya pulang ke rumah dan jalani rawat jalan.
Sampai akhirnya, diakui Denada, kondisi sang anak pun terus menurun dan harus dibawa ke rumah sakit untuk di periksa. Hasilnya, Aisha harus melalukan transfusi lagi.
"Tiba-tiba mama hubungin aku. Mungkin intuisinya memang tajem ke aku, sampai akhirnya telpon aku dan bertanya, 'mba kamu enggak apa-apa?'. Ketika itu saya langsung drop dan menangis ke mamah," jelasnya.
Denada tak kuat untuk menahan kesedihannya yang melihat sang anak harus jalani transfusi darah lagi.
Ia menangis didepan Aisha saat telepon Emilia Cortesa.
Bagi Denada, menangis didepan anak adalah untuk pertama kalinya kala itu. Sebab, selama ini, ia tidak pernah mau meneteskan air mata didepan anaknya sendiri.
"Tapi hari itu aku nangis dan bilang sama mamah, 'mah why? Aisyah harus transfusi lagi usai transfusi dan kondisi tidak baik-baik' gitu," ungkapnya.
Namun, Denada menegaskan kalau Emilia tidak ikut menangis. Justru mamahnya meminta kepada Denada untuk tak bersedih menghadapi pengobatan sang anak.
"Mama justru tegasin ke aku bilang, 'mba kamu tidak boleh kayak begitu, kayak tidak punya tuhan atau allah. Kamu tidak boleh komplain dan tanya sama allah kenapa kamu begini karena bukan tugas dan hak kamu tanya ke allah' gitu," katanya.
"Terus, 'kalau kamu berat kamu bilang ke allah ini berat buat kamu. Tapi ya allah bila memang kalau ini ketetapanmu untuk kehidupanku dan anakku, maka ya allah hamba ikhlas dan ridho. Kamu harus bilang itu dari hatimu sepenuh hati. Ini berat dan saya menderita, tapi kalau ini ketetapanmu untuk anakku hamba ikhlas' gitu," tambahnya.
Usai mendapatkan masukan dan langsung dijalaninya, Denada menegaskan bahwa semua pandangan, perasaan, dan menyikapi perjuangan untuk mendampingi sang anak berubah drastis.
"Saat itu omongan mamahku tidak pernah aku lepas dalam hidupku. Setiap aku merasa tidak kuat dalam hidupku, aku balik lagi kesitu," ujar Denada.
Tawarkan rumah mewah
Dalam kondisi sulit keuangan, Denada hendak menjual sebuah rumah mewah.
Belum diketahui pasti apakah itu rumah milik Denada yang dijual atau bukan.
"Dijual tanpa perantara. OPEN HOUSE! Silahkan langsung datang inspect ke Komplek Tanjung Mas Raya atau DM adek ku @enricotambunan. Rumah lux 2.5 lantai, siap pakai di Komplek Tanjung Mas Raya, Jakarta Selatan (TB Simatupang). 3+1KT, 2+1KM.Posisi Hook hadap Utara & Barat," tulis Denada.
Denada mengungkapkan, bagi siapa saja yang hendak membeli rumah tersebut, bisa menghubungi adiknya pada akun yang ia tandai.
"Design modern minimalis di kompleks rumah lux, terlebih lagi posisi nya ada di dalam cluster yang sangat secured. Taman samping rumah masih dapat dibangun tambahan jika perlu. Peminat serius bisa mohon DM adek ku @enricotambunan. Terimakasih," sambungnya lagi. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Sedang Butuh Banyak Uang untuk Pengobatan Kanker Darah Anaknya, Denada Berniat Jual Rumah Mewah"