Menurut seseorang yang dekat dengan keluarga kerajaan, sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus, termasuk anggota dari klan yang lebih rendah.
Pada waktu itu, Raja Salman, 84 tahun, telah mengasingkan diri untuk keselamatannya di sebuah istana pulau dekat kota Jeddah di Laut Merah.
Sementara, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, putranya dan penguasa de facto yang berusia 34 tahun, telah mengasingkan diri dengan sejumlah menterinya ke wilayah terpencil di pantai yang sama di mana ia telah berjanji untuk membangun kota futuristik yang dikenal sebagai Neom.
Penyakit dalam keluarga kerajaan juga dapat memberi penerangan baru pada motivasi dan skala respons kerajaan terhadap pandemi.
Para penguasanya mulai membatasi perjalanan ke Arab Saudi dan menutup ziarah ke tempat-tempat suci Muslim di Mekah dan Madinah bahkan sebelum kerajaan melaporkan kasus pertamanya, pada 2 Maret.
Pihak berwenang sekarang telah memutuskan semua perjalanan udara dan darat ke atau keluar dari perbatasannya dan antar provinsi internal.
Pemerintah Arab Saudi telah menempatkan semua kota terbesarnya di bawah penguncian ketat 24 jam, yang memungkinkan hanya perjalanan singkat ke toko kelontong atau toko obat terdekat, dan mereka telah mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan akan membatalkan penyelenggaraan ibadah haji tahunan yang dijadwalkan akan berlangsung musim panas ini.
Sebagai pilar agama Islam yang menarik 2,5 juta Muslim ke Mekah, ibadah haji dilakukan setiap tahun tanpa gangguan sejak 1798, ketika Napoleon menyerbu Mesir.
"Jika menjangkau keluarga, maka itu menjadi masalah mendesak," kata Kristian Coates Ulrichsen, seorang profesor di Universitas Rice yang mempelajari kerajaan kepadaNew York Times.
Keluarga kerajaan, termasuk ribuan pangeran, banyak yang melakukan perjalanan rutin ke Eropa. Menurut dokter dan orang-orang dekat keluarga kerajaan, beberapa di antara mereka diyakini telah membawa kembali virus.(*)