Dari total anggaran tersebut, 100 triliun Won dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, sedangkan 200 triliun Won sisanya untuk manajemen kekuatan.
Khusus untuk teknologi Iron Dome versi Korea Selatan, diharapkan mulai berlaku pada akhir 2020-an atau awal era 2030-an.
Bukan cuma itu, sistem peluru kendali jarak jauh untuk jet tempur juga akan disiapkan.
Kementerian Pertahanan juga akan berfokus pada produksi pesawat tempur dalam negeri yang jika selesai nanti akan menjadikan Korea Selatan sebagai negara ke-13 di dunia yang memiliki pesawat tempur buatan sendiri.
Melalui proyek KF-X dengan nilai hingga 8,8 triliun Won pada tahun 2016 silam, Korea Selatan berniat menggantikan armada pesawat F-4 dan F-5 dengan pesawat tempur buatan anak bangsa.
Bulan lalu Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah mampu mengembangkan roket luar angkasa berbahan bakar padat di bawah pedoman rudal baru dari Amerika Serikat.
Roket ini nantinya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian militer.
Tujuan berikutnya dari proyek ini adalah untuk mengoperasikan satelit pengintai militer dan pesawat pengintai tanpa awak pada tahun 2025.
Satelit pengintai kecil juga akan dikembangkan untuk memantau wilayah Semenanjung Korea dengan aktual.
Angkatan Laut juga tidak luput dari perhatian pemerintah.