"Mungkin karena dari komunikasi. Makanya saya merasa berada di pihak yang tidak diperhatikan," jawab wanita yang jauh-jauh datang dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.
"Saya jawab ya Ma, sebenernya tidak ada yang membedakan. Tapi ada beberapa hal yang sebenernya anak kita ini punya rasa trauma Ma, dari kisah Mama dan Papanya," kata Ruben Onsu.
Menurut Ruben, cara Betrand Peto menanggapi keretakan rumah tangga orang tuanya berbeda dengan cara Catherine, saudara kandung Betrand menyikapinya.
"Kalau Catherine mungkin lebih dewasa ya, tapi kalo Onyo ini saya menemukan anak ini jiwanya sensitif. Jadi makanya ketika dia bercerita tentang Papa dan Mamanya, saya jadi pendengar yang baik," papar Ruben Onsu.
"Kalau Mama nanya ke saya 'saya nyaman atau nggak,' saya nggak nyaman. Karena bukan urusan saya," tambah dia.
Meski demikian, untuk membawa anak angkatnya ke psikolog dan menyelesaikan masalahnya, Ruben berusaha memahami latar belakang Betrand Peto dengan keluarga kandungnya.
Dari sitlah Ruben paham, ada yang salah dengan kehidupan Betrand Peto. Sehingga ia dan istrinya, Sarwendah, berupaya untuk mendidik Betrand dengan cara yang sesuai.
"Anak ini tidak bisa dibentak dan keras. Dia ceritakan semua nama-nama orang yang membentak dia. Ada semua di list saya. Saya tulis di memo," ucap Ruben.
Ruben mengatakan, tidak semua masalah keluarga Betrand Peto dipahami olehnya.
Tetapi ia enggan ambil pusing, karena sebagai orang tua yang kini mengasuh Betrand, Ruben hanya perlu mengikat Mama dan Papa kandung Betrand Peto.