Perekonomian negara itu kini semakin buruk akibat adanya pembatasan virus corona.
"Anda bisa melihat banyak orang sekarat. Itu adalah pemandangan biasa bagi kami melihat mayat di jalanan," kata Park.
"Saya telah mengunjungi pemukiman kumuh di Mumbai dan negara lainnya, tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara.
"Karena kelaparan di Korea Utara adalah sebuah sistem yang sengaja dibuat oleh negara."
Nenek dan paman Park meninggal dunia karena kekurangan gizi, dan ia dipaksa makan serangga untuk bertahan hidup, katanya.
"Jika mereka hanya menghabiskan 20 persen untuk membuat senjata nuklir, tidak akan ada masyarakat Korea Utara yang harus mati karena kelaparan.
"Tetapi rezim memilih untuk membuat kami kelaparan," katanya.
Pembelot Korea Utara yang ceritakan ngerinya kelaparan di negeri Kim Jong Un.
Dia juga menggambarkan bagaimana para siswa di sekolah diajari untuk menghormati keluarga Kim sebagai pemimpin layaknya dewa dengan kekuatan supernatural.
Ketika Park masih kecil, negara itu masih dipimpin oleh Kim Jong Il, sebelum ia meninggal dunia pada 2011 dan digantikan oleh Kim Jong Un.