Follow Us

Tentara Uni Soviet dan AS Sampai Kocar-kacir Pulang ke Negaranya, Ternyata Ini Penyebab Sulitnya Taliban Dilibas di Afghanistan!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 18 Agustus 2021 | 18:59
Tentara Uni Soviet dan AS Sampai Kocar-kacir Pulang ke Negaranya, Ternyata Ini Penyebab Sulitnya Taliban Dilibas di Afghanistan!
The Guardian

Tentara Uni Soviet dan AS Sampai Kocar-kacir Pulang ke Negaranya, Ternyata Ini Penyebab Sulitnya Taliban Dilibas di Afghanistan!

1. Kekuatan Taliban

Pemerintah Afghanistan seharusnya, secara teori, masih berada di atas angin dengan kekuatan lebih besar yang dimilikinya. Pasukan keamanan Afghanistan berjumlah lebih dari 300.000 orang setidaknya di atas kertas. Jumlah itu termasuk angkatan darat, udara, serta kepolisian Afghanistan.

Namun, kenyataannya negara ini selalu kepayahan dalam memenuhi target perekrutan anggota keamanan.

Tentara dan polisi Afghanistan punya riwayat buruk perihal kematian yang tinggi, desersi, serta korupsi.

Sejumlah komandan tak bermoral meminta anggaran yang diklaim untuk pasukannya, namun sebenarnya prajurit-prajurit itu tidak pernah ada. Praktik ini disebut "tentara hantu".

Dalam laporan terbarunya kepada Kongres AS, Inspektur Jenderal Khusus untuk Afghanistan (SIGAR) menyatakan, "Keprihatinan serius tentang efek korupsi yang merusak... dan pertanyaan keakuratan data mengenai kekuatan pasukan yang sebenarnya".

Baca Juga: AS Bukan Pemegang Militer Terhebat, Pasukan Taliban Buktikan Saat Buat Tentara Afghanistan yang Dilatih Amerika Kocar-kacir, Perang Saudara Pecah!

Jack Watling dari Royal United Services Institute mengatakan, bahkan Angkatan Darat Afghanistan tidak pernah yakin berapa banyak pasukan yang sebenarnya mereka miliki.

Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme AS di West Point, ada perkiraan yang memperlihatkan kekuatan inti kelompok Taliban berjumlah 60.000 orang.

Dengan tambahan kelompok milisi dan pendukung lainnya, jumlah mereka bisa melebihi 200.000 personel.

Akan tetapi, Dr Mike Martin mantan perwira tentara Inggris yang menguasai bahasa Pashto dan menelusuri sejarah konflik di Helmand dalam bukunya, An Intimate War, memperingatkan terlalu berbahaya mendefinisikan Taliban sebagai satu kelompok monolitik.

2. Akses ke persenjataan

Source : BBC The Guardian

Topic : Kekuatan militer Konflik Afghanistan dan Irak

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest