Apalagi semenjak pasukan AS meninggalkan Afghanistan dan membuat negara itu jatuh ke tangan Taliban.
Sementara China memperhatikan dengan seksama.
Konflik China dan Taiwan diperkirakan akan menjadi titik nyala dalam empat tahun ke depan.
Sedangkan konflik apa pun dengan China pada 2022 kemungkinan besar akan terjadi di Laut China Selatan.
Melansir dari Intisari-Online.com, masalahnya konflik di Laut China Selatan bisa menyebabkan beberapa negara murka.
Sebut saja negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Terakhir, ada Iran.
Sebagai negara yang membenci AS setengah mati, Irantidak menunjukkan kecenderungan nyata untukmemperlihatkanperkembangan senjata nuklirnya.
Mereka maju perlahan dan kinimemiliki sumber pendapatan potensial lain setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.
Sebab itu memberikan Iran akses yang lebih besar ke pasar Asia. (*)