Mereka khawatir karena beredar kabar, pemimpin negara jajahan yang diundang Kaisar Jepang, jika Kaisar tidak berkenan bisa ‘diselesaikan’ dengan cara kejam.
Misalnya, pemimpin yang tidak dikehendaki itu bisa dilempar dari pesawat yang sedang terbang tinggi di atas lautan sehingga tidak ketahuan rimbanya.
Meski diwarnai oleh kekhawatiran akan dibunuh Bung Karno dan Bung Hatta kemudian berangkat ke Jepang dengan diangkut pesawat militer Dai Nippon (Jepang).
Ketika sudah tiba di Jepang selama 17 hari Bung Karno dan Bung Hatta justru disambut dan diperlakukan sebagai tamu terhormat serta dibawa berkeliling ke kota-kota Jepang.
Rupanya pemerintah Kekaisaran Jepang sengaja memperlakukan Bung Hatta dan Bung Karno dengan baik, agar keduanya sebagai pemimpin Indonesia bersedia membantu Jepang yang saat itu makin terdesak oleh pasukan Sekutu.
Untuk bertemu Kaisar Hirohito, baik Bung Karno dan Bung Hatta juga dipersiapkan secara khusus sehingga sampai hafal betul tata cara tradisionalnya.
Ada satu pantangan yang tidak boleh dilanggar, yakni Bung Karno dan Bung Hatta saat bertemu Kaisar harus membungkukkan badan pada posisi tertentu dan tidak boleh memandang wajah Kaisar serta harus terus menunduk.
Tapi ketika Bung Karno dan Bung Hatta bertemu Kaisar Hirohito, yang terjadi justru di luar dugaan.
Keduanya ternyata disalami oleh Kaisar dan bahkan diberi medali sebagai penghargaan tertinggi.
Rupanya Kaisar memahami bahwa Indonesia telah memberikan terlalu banyak kepada Jepang sehingga malah melakukan tindakan yang bersahabat.
Tindakan Kaisar yang mau menyalami Bung Karno dan Bung Hatta itu jelas sangat mengejutkan para pejabat militer Jepang.
Pasalnya sangat jarang Kaisar Jepang menyalami pemimpin dari negara jajahan karena yang sering terjadi justru sebaliknya.