Sebagai informasi, aliansi militer AUKUS pertama kali dicetuskan pada September 2021 silam.
Dalam kesepakatan tiga negara tersebut, salah satunya adalah untuk membangun kapal selam nuklir yang akan diperuntukkan bagi militer Australia.
Selain China, Indonesia juga menjadi negara yang getol mengkritisi keputusan Australia untuk memiliki kapal nuklir.
Keputusan Australia membentuk AUKUS dan membangun kapal selam nuklir akan membuat situasi di kawasan Asia Pasifik semakin panas.
Ditambah lagi pada Selasa (28/2/2023) lalu, lewat siaran pers Kemenlu Indonesia telah memberi peringatan keras soal senjata nuklir.
Ditunjuk sebagai Ketua ASEAN, Indonesia dengan tegas menolak adanya peningkatan pembangunan senjata nuklir yang dilakukan oleh sejumlah negara.
Retno Marsudi dalam kesempatan di acara Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss pada Senin (27/2/2023) lalu menyerukan harus adanya tindakan nyata untuk mencegah peningkatan ancaman perang dunia III.
Salah satunya tindakan untuk menahan diri memiliki senjata nuklir.
“Tanpa aksi nyata yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," kata Menlu.
Oleh karena itu pelucutan senjata nulir kepada negara-negara yang memilikinya pun menjadi solusi utama.
"Hal ini akan menjadi insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty serta meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir," tambah Retno Marsudi.